Satu kata yang sangat ingin saya ucapkan adalah ‘menakutkan’. Setelah saya membaca berbagai macam artikel mengenai kanker serviks atau Cervical Cancer , saya langsung merasa ketakutan sekali. Bagaimana tidak ? Kanker serviks ini merupakan kanker No. 2 yang paling diwaspadai dan ditakuti oleh kaum wanita di dunia karena dapat menyebabkan kematian.
Kanker mulut rahim atau biasa kita sebut kanker serviks ini adalah kanker yang terjadi di servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Umumnya, penyakit ini di derita oleh wanita yang kisaran umurnya antara 35-55 tahun, namun tidak menutup kemungkinan bagi wanita antara umum 20-30 bisa mengalami kanker ini.
Seperti kanker pada umumnya, kanker serviks masih belum bisa dideteksi secara langsung, pastinya bisa dideteksi langsung hanya dengan mata telanjang setelah kurun waktu yang cukup lama. Memang sih… kanker serviks ini salah satu kanker yang dapat dicegah dan dapat disembuhkan, namun faktanya di wilayah Australia bagian barat saja, tercatat sebanyak 85 orang wanita didiagnosa positif terhadap kanker serviks setiap tahun. Dan pada tahun 1993 saja, 40 wanita telah tewas menjadi korban keganasan kanker ini.
Bagaimana mengetahui adanya kanker serviks??
Uuuppss…. Sayangnya gejala-gejala yang nampak hanyalah ketika kanker itu telah mencapai stadium lanjut (stadium awal belum bisa dideteksi, seperti yang saya katakan pada paragraf di atas), yaitu :
-pendarahan sesudah melakukan hubungan intim
-keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita
-pendarahan sesudah mati haid (menopause)
-pada tahap lanjut dapat akan keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau bercampur darah, nyeri panggul atau tidak dapat buang air kecil
Adapun faktor-faktor resiko terkena kanker serviks :
-memulai hubungan seksual pada usia muda.
-sering bergonta-ganti pasangan seksual
-sering menderita infeksi di daerah kelamin
-melahirkan banyak anak
-kebiasaan merokok (resikonya 2x lebih besar)
-defisiensi vitamin A, C, dan E
Penyebab kanker serviks adalah adanya infeksi HPV (Human Papilloma Virus) yang dapat ditularkan melalui aktivitas seksual. Perkembangan HPV ke arah kanker serviks pada infeksi pertama tergantung dari jenisnya HPV. HPV tipe resiko rendah atau tinggi dapat menyebabkan kelainan yang disebut pra kanker. Tipe HPV yang berisiko rendah hampir tidak berisiko, tapi dapat menimbulkan genital warts (penyakit kutil kelamin). Walaupun sebagian besar infeksi HPV akan sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 1-2 tahun karena adanya sistem kekebalan tubuh alami, namun infeksi yang menetap yang disebabkan oleh HPV tipe tinggi dapat mengarah pada kanker serviks dan dapat berkembang tanpa terkontrol dan dapat menjadi tumor.
Terdapat 100 tipe HPV yang sebagian besar sebenarnya tidak berbahaya, namun ada 2 tipe HPV yang berbahaya, yaitu HPV tipe 16 dan HPV tipe 18. Saat ini sudah terdapat vaksin yang dapat mencegah infeksi HPV khususnya HPV tipe 16 dan HPV tipe 18 yang diperkirakan menjadi penyebab 70 % kasus kanker serviks di Asia.
Dikemukakan di atas, bahwa kanker serviks belum dapat di kenali sebelum adanya keluhan, tetapi kita bisa memeriksakannya sedini mungkin melalui pemeriksaan skrining, yaitu pemeriksaan sebelum adanya keluhan. Metode skrining antara lain : Pap smear test dan IVA
Pap Smear Test
Pap smear test adalah suatu test yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim. Tes ini ditemukan pertama kali oleh dr. George Papanicolou, sehingga dinamakan Pap smear test.
Pap smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut. Perubahan sel-sel leher rahim yang terdeteksi secara dini akan memungkinkan beberapa tindakan pengobatan diambil sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker.
Prosedur Pap smear test :
Pemeriksaan PAP SMEAR dilakukan di atas kursi periksa kandungan oleh dokter atau bidan yang sudah terlatih, dengan menggunakan alat yang dinamakan spekulum yang berfungsi untuk membantu membuka kelamin wanita. Ujung leher rahim diusap dengan spatula untuk mengambil cairan yang mengandung sel-sel dinding leher rahim. Usapan ini kemudian di oleskan ke obyek-glass dan kemudian diperiksa jenis sel-selnya di bawah mikrosop. Apabila hasil pemeriksaan positif (terdapat sel-sel abnormal), harus segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan oleh dokter ahli kandungan.
Kapankah Pap smear test dilakukan?
Usahakanlah melakukan Pap smear test ini pada waktu seminggu atau dua minggu setelah berakhirnya masa menstruasi. Jika sudah mati haid, Pap smear test dapat dilakukan kapan saja. Tetapi, jika kandung rahim dan leher rahim telah diangkat atau dioperasi (hysterectomy atau operasi pengangkatan kandung rahim dan leher rahim) maka, tidak perlu lagi melakukan Pap smear test karena sudah terbebas dari resiko menderita kanker serviks.
Pap smear test biasanya dilakukan setiap dua tahun sekali, dan lebih baik dilakukan secara teratur. Hal yang harus selalu diingat adalah tidak ada kata terlambat untuk melakukan Pap smear test. Pap smear test selalu diperlukan biarpun tidak lagi melakukan aktivitas seksual.
IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
IVA yaitu pemeriksaan leher rahim dengan cara melihat langsung leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5 %. Jika setelah pemulasan asam asetat 3-5% terjadi perubahan warna, yaitu tampak bercak putih, maka kemungkinan ada kelainan tahap pra-kanker serviks.
Dimana pemeriksaan dapat dilakukan?
Pemeriksaan Pap smear test/IVA dapat dilakukan di berbagai tempat, misalnya seperti : rumah sakit, rumah bersalin, pusat atau klinik deteksi dini kanker, praktek dokter spesialis kandungan, puskesmas, praktek dokter umum dan bidan yang memiliki peralatan Pap smear.
Kanker Serviks, CEGAH dan HABISI !!! "
0 komentar:
Posting Komentar